Sunday, 12 May 2019

MATERI PAI BAB 9 SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW.

BAB IX 
SEJARAH NABI MUHAMMAD SAW.


Hasil gambar untuk GAMBAR SEJARAH NABI MUHAMMAD KARTUN'


Muhammad saw. sebagai pembawa kebenaran dilahirkan di tengah-tengah masyarakat Arab yang situasidankondisinyasangatmemperihatinkan, baik ditinjau dari segi geografis, sosial, ekonomi, maupun politis.
Pada bab ini, kamu akan belajar menjelaskan sejarah Nabi Muhammad saw. dan misi dakwahnya. Setelah mempelajari hal tersebut, kamu diharapkan dapat memahami sejarah Nabi Muhammad saw.
A. SEJARAH KELAHIRAN NABI MUHAMMAD SAW.
1. Peristiwa yang Melatarbelakangi Kelahiran Nabi Muhammad saw. 
Sebelum Nabi Muhammad saw. dilahirkan, terjadi penyerangan atas tanah Mekaholeh pasukan bergajah yang dipimpin oleh raja Habsyah, yang bernama Abrahah. 
Yang berkuasa di Mekah pada waktu itu ialah Abdul Muthalib Ibnu Hasyim, kakek dari Nabi Muhammad saw. Abdul Mu¯¯alib mengajukan sepertiga harta kepada Abrahah, asal dia tidak jadi meneruskan maksudnya merubuhkan Kakbah. Akan tetapi, Abrahah tetap dengan niatnya. Akhirnya, Abdul Muthalib kembali ke Mekah dan melakukan tawaf. Dia mengelilingi Baitullah atau Kakbah seraya menyebut beberapa kali bait syair. Orang-orang yang sama-sama tawaf dengan dia pun turut mengulang-ulang syair itu, yaitu: 
“Wahai Tuhanku! Tak ada yang kami harapkan selain Engkau! Wahai Tuhanku! Selamatkanlah dari serangan mereka rumah Engkau! Musuh rumah-Mu ialah orang yang memusuhi Engkau.” Doa ini diperkenankan oleh Tuhan. 
Dalam surah Al-Fiil [105] : 1-5, diceritakan bagaimana akibat yang diderita oleh Abrahah dan tentara gajahnya. 
Firman Allah swt. :

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ (1) أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ (2) وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا أَبَابِيلَ (3) تَرْمِيهِمْ بِحِجَارَةٍ مِنْ سِجِّيلٍ (4) فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَأْكُولٍ (5)

Artinya: “Tidakah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadappasukan bergajah?(1)BukankahDia telahmenjadikan tipu daya mereka itu sia-sia? (2) dan Diamengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, (3) yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang terbakar (4) sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat) (5). (Surah Al-Fiil [105] : 1-5) 
2. Kelahiran Nabi Muhammad saw. 
Abdul Muthalib ini dikarunai putra sepuluh orang, di antaranya ialah Abu Lahab, Hamzah, Abbas, Abu thalib,sedang yang bungsu dan amat disayanginya ialah Abdullah, ayah Rasulullah saw. Abdullah menikah dengan Aminah bintiWahab, seorang wanita Quraisy yang amat baik budi pekertinya. Aminah ialah puteri dari Wahab, putra Abdul Manaf putra Zuhrah putra Kilab. Pada Kilab-lah, bertemu nasab atau turunan ibu dengan ayahnya. Tidak berapa lama sesudah pernikahan itu, Abdullah pun wafat, di Yastrib, sewaktu dalam perniagaan ke Syria. Ketika itu, Aminah sedang mengandung dua bulan. 
Muhammad dilahirkan pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal, bersamaan dengan tanggal 20 April tahun 571 M. Muhammad adalah putra tunggal Abdullah bin Abdul Muttalib dan Aminah bintiWahab. Keduanya berasal dari generasi keluarga baik-baik dan terhormat, yakni keturunan yang mempunyai nama terpuji dan disegani oleh masyarakat.
3. Pesan Moral atas Kelahiran Nabi Muhammad saw. 
Pesan moral dari kelahiran Nabi Muhammad saw., antara lain: 
a) Kita harus dapat mengendalikan diri bersabar, dan bertawakal kepada Allah. Senantiasa mematuhi perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. 
b) Kita harus tabah hati dalam menghadapi berbagai cobaan, ujian, dan musibah yang menimpa. c) Nabi lahir di tengah-tengah kemusyrikan para penyembah berhala. 
d) Manusia harussenantiasawaspada untuk keselamatan nusa, bangsa, dan agama. 

B. MASA PERTUMBUHAN NABI MUHAMMAD SAW
1. Masa Kanak-kanak 
Muhammad menjadi anak yatim karena ayahnya, Abdullah, meninggal dunia sebelum beliau lahir. Kelahiran Muhammad sangat menggembirakan kakeknya, Abdul Muthalib bin Hasyim yang langsung membawanya ke Kakbah. Bayi itu dinamainya dengan nama yang tidak lazim pada waktu itu di kalangan masyarakat Arab, yaitu Muhammad atau Ahmad. 
Muhammad tidaklah disusukan oleh ibunya, tetapi diserahkan kepada perempuan dusun. Hal itu telahmenjadi kebiasaan bangsa Quraisy.Ia disusukan pada Halimatus Sa’diyah (Halimah). Di dusun Halimahlah, Muhammad dibesarkan bersama anak-anaknya. Seperti halnya saudara-saudara sesusunya,
Muhammad turut menggembala domba. Kira-kira empat tahun lamanya, ia dalam asuhan Halimah. Ketika sedang berjalan-jalan dengan ibu angkatnya, ia bertemu dengan orang-orang Yahudi. Merekaterkejut demi mengetahui siapa namanya, lalu menanyakan siapa ayah bundanya. Untunglah dengan petunjuk Allah, Halimah mengaku bahwa ia adalah anaknya sendiri dengan suaminya, hingga hilanglah kecurigaan mereka kalau-kalau ia seorang yatim piatu, sebagai salah satu tanda dari nabi yang terakhir. 
Karena banyaknya kejadian yang aneh tersebut, Halimah merasa cemas. Meskipun sangat menyayangi anak angkatnya itu, namun ia terpaksa mengembalikan kepada ibunya, Aminah. 
Akan tetapi, hanya dua tahun Muhammad merasakan kasih sayang ibunya itu. Karena ketika ia meningkat usia enam tahun, Aminah wafat. Aminah wafat di Abwa, suatu tempat antara kota Mekah dan Madinah, setelah berziarah ke makam suaminya di Madinah. Aminah pun dimakamkan di sana. Sepeninggal Aminah, Muhammad diasuh oleh Abdul Muthallib. Kakeknya ini amat sayang karena tingkah lakunya yang baik dan sopan dalam pergaulan. 
Akan tetapi, baru dua tahun dalam asuhannya, Abdul Muthallib wafat, yaitu ketika Muhammad meningkat usia delapan tahun. 
2. Masa Remaja 
Sebagian besar, orangberpendapat bahwa kehidupan masa remaja adalah saat-saat yang paling indah dan mengasyikkan. Pada masa ini, penuh dengan hal-hal yang menggairahkan. Hal ini biasanya diperoleh dengan dukungan berbagaiaspek, mulai darikasih sayang orang tua dan keluarga, tersedianya fasilitas sebagai pendukung berkembangnya aktivitas, dan adanya perhatian dari lawan jenis. Kondisi seperti itutidak pernah dirasakansecara leluasa oleh Muhammad. Beliau merasa masa-masa indah itu hanyamilik orang lain. 
Sebelum Abdul Muthallib meninggal dunia, beliau berwasiat agar sepeninggalnya, Muhammad hendaklah dipelihara dan diasuh oleh Abu thalib, yaitu kakak dari Abdullah. 
Keberadaan Abu Thalib bin Abdul Muthallib tidaklah berlebihan sehingga hal ini turutmemberikan corak kehidupan yang dijalani Muhammad sehari-hari. Selaintidak sempat mengecap pendidikan yang memadai, beliau juga harus menikmati kehidupan sederhana. Kegiatan sehari-harinya menggembala biribiri dan sering mengikuti kafilah berdagang ke berbagai kota. Dalam usia 12 tahun, beliau telah berani mengiringi serombongan kafilah untuk berdagang. 
Dalam perjalanan melewati Bushra, mereka bertemu dengan seorang pendeta Nasrani bernama Bahaira. Berdasarkan riwayat yang didengarnya dari Abu thalib, pendeta itu merasa yakin bahwa anak inilah yang akan menjadi Nabi akhir zamansebagai apa yang dijanjikan di dalam kitab-kitab suci. Abu Thalib disarankan untuk segera pulang dan menjaga anaknya baik-baik, terutama dari kejahatan orang Yahudi. Abu Thalib segera pulang setelah mengetahui bahwa keponakannya itu akan menjadi orang penting di kemudian hari. 
Muhammad remaja terkenal sebagai seorang anak muda yang berbudi, ramah tamah, dan banyak mempunyai teman. Teman-teman menyegani dan mempercayainya hinggamenggelarinya Al-Amin, artinya yang jujur atau yang benar. Ia tidak suka minum khamar atau tuak, bermain judi, dan lain-lain yang menjadi kegemaran orang-orang Quraisy. Apalagi menyembah dan memuja berhala serta mengikuti kepercayaan bangsa Arab. 
Sebaliknya, ia suka menolong dan membantu orang-orang yang dalam kesusahan, misalnya fakir miskin yangbutuh makanan dan musafir-musafir yang tersesat dalam perjalanan. 
3. Masa Dewasa 
Setelah dewasa, Muhammad mencari penghidupannya dengan berniaga. Modalnya diperoleh dari Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya yang menaruh kepercayaan kepadanya. 
Dalam usia 24 tahun, ia pergi berdagang ke Syria dengan ditemani oleh bujang Khadijah, Maisara. Perdagangannya itu memperoleh keuntungan besar. 
Dalam perniagaan, mereka bertemu dengan seorang pendeta Kristen bernama Jurjis, yang meramalkan kenabian Muhammad. Dipesankannya kepada Maisara agar menjaga tuannya dengan hati-hati, terutama terhadap golongan Yahudi. 
Hubungan dagang yang baik antara Muhammad dan Khadijah ini, begitu pula laporan perjalanannya ke Syria dan pertemuannya dengan Jurjis, menyebabkan Khadijah menaruh minat kepada Muhammad. Hal itu mendapat sambutan selayaknya dan akhirnya mereka pun menikah. Usia Muhammad ketika itu 25 tahun, sedangkan Khadijah telah berusia 40 tahun. 
Sewaktu Muhammad berusia 35 tahun, terjadi perselisihan di antara orangorang Quraisy. Ketika memperbaiki Kakbah dan hendak meletakkan Hajar Aswad di tempatnya semula, mereka berebutan hendak melaksanakannya. Masing-masing suku menganggap bahwa sukunyalah yang lebih berhak. Perselisihan ini hampir saja berlarut-larut dan hampir menimbulkan, perang saudara. Untunglah atas usul dari seorang pemuka, Muhammad diangkatsebagai hakim. Dengan bijaksana, Muhammad pun berhasil mengatasi kesulitan itu. Dihamparkannya sorbannya, kemudian ditaruhnya Hajar Aswad di atasnya, lalu kepala suku masing-masing memegang pinggirnya. Kemudian, secara bersama batu itu diangkat dan akhirnya ditaruh oleh Muhammad ke tempat semula. Demikianlah sengketa itu dapat diatasi, dan kepercayaan Quraisy kepada Muhammadpun kian bertambah besar. 
4. Diangkat Menjadi Rasulullah 
Ketika beristrikan Khadijah, Muhammad sering mengasingkan diri atau ber-tahanus di Gua Hira yang terletak di kaki Jabal Nur, kira-kira 5 km sebelah Timur kota Mekah. Hal tersebut berlangsung cukup lama, yaitu 5 tahun. Di sana, beliau munajat atau memohon kepada Allah swt. agar diberi bimbingan dan pertunjuk jalan yang benar. 
Dalam persemediannya di Gua Hira pada umur 40 tahun, atau pada malam 17 Ramadan 611 Mbertepatan tanggal 6 Agustus 610 M,malaikatJibril datang menemui beliau, menyodorkan selembar kain bersulamkan tulisan-tulisan. Lalu, disuruhnya Muhammad membaca tulisan itu. Ketika itu, Muhammad menyatakan bahwa ia tidak dapat membaca. Dipeluknyalah Muhammad dengan erat hingga sesak nafasnya. Kemudian, dilepaskan dan disuruhnya lagi membaca. Muhammad pun menjawab: “Aku tidak dapat membaca”. 
Kembali, Muhammad dipeluknya lagi. Lalu, dilepaskan dan disuruhnya lagi untuk membaca. Hal ini berulang tiga kali. Setelah itu, barulah diajarkan oleh malaikat Jibril wahyu yang pertama, yang berbunyi sebagai berikut:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya” (Surah Al-Alaq [96] : 1-5) 
Setelah itu,disampaikanlah berita bahwa Muhammad telah diangkat oleh Allah menjadi Rasul atau utusan kepada manusia. Lalu,Jibril pun keluar dan menghilang. 
Kejadian yang tidak diduga-duga ini menyebabkan Muhammad jadi gugup dan takut. Dikemasinya barang-barangnya. Dalam ketakutan, ia segera pulang. Sesampainya di rumah, ia masih dalam cemas dan menggigil bagai orang kedinginan dan minta diselimuti oleh istrinya, Khadijah.
Melihat kejadian itu, Khadijah menjadi cemas dan setelah suasana agak reda, dinyatakanlah apa yang telah terjadi. Mendengar cerita suaminya, Khadijah berusaha menghiburnya dan menyatakan bahwa yang datang itu tidak lain melainkan roh suci. Katanya roh-roh itu hanya datang kepada para nabi. Muhammad dibawa oleh Khadijah kepada saudara sepupunya bernama Waraqah bin Naufal,seorang pendeta Nasrani yang ahli dalam persoalan kitab-kitab suci. Tatkala diceritakan oleh Muhammad apa yang telah terjadi, Waraqah pun menepukan tangannya, dengan berkata: “Inilah dia Namus (nama malaikat Jibril dalam Taurat dan Injil yang pernah datang kepada Nabi Ibrahim,Nabi Musa, dan lain-lain). Sebenarnyalah kamu telah diangkat menjadi Rasul, tetapi tentulah pula akan dimusuhi dan diusir oleh orang-orang Quraisy.” 
Muhammad pada mulanya telah menaruh harapan besar, tetapi kembali terkejut. Lalu, beliau bertanya :Betulkah saya akan diusir, dan mengapa saya diusir?
Waraqah menerangkan bahwa demikianlah halnya nasib nabi-nabi dan rasul-rasul semenjak dahulu. Mereka selalu mendapat tantangan dan penganiayaan dari kaumnya. Waraqah juga berjanji bahwa bila datang saatnya nanti, sedang ia masih hidup, niscaya ia akan menjadi pembela dan pengikut Muhammad yang setia. 
C. DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MEKAH (610-622 M)
Mendengar keteranganWaraqah itu, kebimbangan Muhammad berangsurangsur menghilang.Betapa pun berat beban yang akan dipikul, tetapi ia merasa syukur kepada Allah karena apa yang diharapkannya dari dulu, yaitu nur atau petunjuk Tuhan, telah datang maka ditunggu-tunggulah wahyu berikutnya oleh Rasulullah saw. 
Diturunkan wahyu pertama surah Al-Alaq [96] : 1-5, di Gua Hira, lalu diiringi turunnyasurah Al-Mudda££ir [74] : 1-7. Dengan peristiwa turunnya kedua ayat ini, Nabi Muhammad saw. amat bersyukur dan berbesar hati atas karunia Allah itu. Karena dengan wahyu itu, beliau memperoleh pedoman untuk memimpin umat.
Dipundaknya, terpikul beban berat, yaitu: 
1) meluruskan akidah kepada Allah swt., yang pada saat itu kaum Jahiliyahdi Mekah menyembah berhala, terdapat 360 buah berhala di sekitar kakbah. 
2) meletakkan landasan hukum Allah swt., yang pada saat itu hukum yang mereka terapkan adalah hukum rimba. Siapa yang kuat merekalah yang menang. 
3) mempersatukan umat yang terpecah belah, bermusuhan, dalam panji agama Islam.Yang pada saatitu, peperangan antarkaum, antarkabilah, dan antarsuku sering terjadi.Bahkan, ada yang berlangsung sampai puluhan tahun. 
4) memperbaiki akhlaq mulia, yang pada saat itu bangsa Arab Jahiliyah senang melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk, seperti berfoya-foya, berjudi, meminum arak, berzina, dan memperbudak manusia. 
5) mengangkat kembali derajat wanita ikut bermasyarakat bersama laki-laki, yang pada saat Arab Jahiliyah para wanitanya sangat menderita. 
Beliau menerima pengangkatan sebagaiRasul danmenerima tugas dakwah. Dakwah yang pertama disampaikan kepada keluarga sendiri, kaum kerabat, kemudian kepada orang lain yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi. 
Dalam waktu singkat, keluarga nabi (ahlul bait) masuk Islam di antaranya, Siti Khadijah, Zaid bin Haritsah (anak angkat Nabi Muhammad saw.), dan Ali bin Abu °alib. Kemudian, kerabat dekatnya, yakni Abu Bakar Ashidiq. 
Abu Bakar Ashidiq adalah orang kaya di Mekah. Melalui tangan Abu Bakar, beberapa orang masuk Islam yang biasa disebut Asabiquunal Awwaluun (orang-orang yang pertama masuk Islam), seperti: Usman bin Affan, Zubair bin Awwam, Sa’ad bin Abi Waqas, Arqam bin Abi Arqam, Abdurahman bin Auf, Thalhah bin Ubaidillah, dan Said bin Zaid. 
Kemudian, Allah menyuruh Nabi berdakwah secara terbuka dan terangterangan sebagaimana firman Allah: 

    فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ
Artinya: Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik.(Surah Al-Hijr [15]: 94) 
Rasulullah saw. dan sahabatnya melakukan dakwah secara berkelompok untuk menyampaikan Islam. Dakwah Rasulullah saw. tersebut diketahui oleh orang-orang Quraisy. Tidak sedikit yang simpati terhadap dakwah Rasulullah dan kemudian memeluk Islam. Akan tetapi, banyak juga yang membencinya. Termasuk, paman Nabi sendiri, yaitu Abu Lahab.
Rasulullah saw. menyampaikan dakwah bukan dengan cara kekerasan melainkan dengan cara yang santun, lemah lembut, hikmat, dan bijaksana. Selain dakwah dengan lisan, Rasulullah saw. juga banyak melakukan dakwah dengan perbuatan yang baik dan terpuji.
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu. Dialah yang lebih mengetahuisiapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebihmengetahui siapa yang mendapat petunjuk. (Surah An-Na¥l [16] : 125) 
Sebagian besar masyarakat Mekahmenentang dan memerangi dakwah Rasulullah. Bahkan, Rasulullah dan para sahabatnya mengalami berbagai hinaan, gangguan, dan siksaan dari kafirQuraisy. SahabatNabi yangmengalami siksaan, seperti Mu’az bin Yassir dan Bilal bin Rabbah. Akantetapi, siksaan tersebut mereka tahan dengan sabar dan mereka tetap mengucapkan takbir kepada Allah swt.. Akhirnya, Nabi Muhammad saw. memerintahkan kaum Muslimin untuk berhijrah ke negeri lain. Hijrah pertama ke negeri Habsyi (Afrika), lalu ke Yastrib (Madinah).
D. DAKWAH NABI MUHAMMAD DI MADINAH (622-632 M)
Dalam menjalankan dakwah, Nabi tidak pernah berputus asa. Karena orang-orang Quraisy menolak, Nabi menunjukannya kepada orang-orang yang berasal dari Yastrib (Madinah). 
Dakwah Nabi Muhammad mendapat perhatian. Pada tahun 621 M, 13 orang pendudukYastrib datangmenemuiNabi diBukitAqabah danmenyatakan keislaman mereka. Mereka berjanji akan mematuhi ajaran-ajaran agama . 
Pada tahun berikutnya (622 M), datang lagi orang Yastrib ke Mekah di musim haji. Mereka mengadakan pertemuan rahasia dengan Nabi di Bukit Aqabah. Di sana, mereka meminta Nabi Muhammad beserta kaum Muslimin melakukan hijrah dan pindah ke Yastrib. Mereka berjanji akan membela dan mempertahankan Nabi dan agama Islam secara mati-matian. 
Setelah perjanjian ini, Nabi menyuruh sahabat-sahabatnya pindah ke Yastrib. Kaum Muhajirin atau pengungsi Mekah mengalir ke sana hingga akhirnya yang tinggal di Mekah itu hanyalah Nabi bersana Abu Bakar dan Ali bin Abi thalib. 
Kepindahan ini amat mengkhawatirkan orang-orang Quraisy hingga mereka pun memutuskan akan membunuh Nabi Muhammad. Akan tetapi, rencana jahatmereka diberitahukanAllah kepadaNabi yangmemerintahkannya agar melakukan hijrah ke Yastrib. 
Dengan pertolongan Allah, di tengah malam, Nabi meloloskan diri dari kepungan dan bersama sahabatnya Abu Bakar melakukan hijrah yang bersejarah itu. Mereka pada mulanya bersembunyi di Gua Tsur. Setelah suasana agak reda, Nabi melanjutkan perjalanannya dan sampai di Yastrib pada hari Jumat tanggal 12 Rabi’ul awal tahun 1 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 24 September tahun 622 M. 
Penduduk menyambut Nabi dengan kasih sayang dan semenjak itu kota Yastrib beralih nama menjadi Madinatur Rasul, kemudian disingkat menjadi Madinah. 
Orang-orang yang pindah dari Mekah itu disebut Muhajirin sementara penduduk asli yang menyambut kaum Muhajirin disebut Ansar artinya kaum pembela. Peristiwa perpindahan yang biasa disebut hijrah ini amat penting artinya bagi Islam. Karena pentingnya, peristiwa itu pun dijadikan sebagai permulaan tahun penanggalan Islam yang biasa disebut dengan tahun Hijriah. 
Langkah-langkah yang dilakukan Nabi Muhammad saw. di Madinah, antara lain: mendirikan mesjid, mempersaudarakan Muhajirin atau kaum pendatang dengan Ansar (penduduk asli), dan mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi di Madinah demi tercapainya hidup berdampingan secara damai.
E. MISI NABI MUHAMMAD UNTUK MANUSIA DAN BANGSA
Agama Islam merupakan agama yang menjadi rahmat bagi manusia. Hal ini bisa kita saksikan sejak zaman permulaan Islam berkembang di Mekah dan Madinah. Di mana pun Islam berada, pastilah menjadi perlindungan bagi masyarakat dan bangsanya. Begitu juga dengan masyarakat Madinah sebagai pedoman membina kesatuan dan persatuan bangsa bagi penyelenggaraan pembangunan saat ini. Sejak awal, Islam tidak memandang perbedaan etnis. Sebagai anggota bangsa, setiap suku bangsa sepantasnya saling membantu untuk kesejahteraan keseluruhan bangsa.
Secara garis besar, misi Nabi Muhammad saw. untuk semua manusia dan bangsa, antara lain: membawa ajaran Islam, menyebarkan ajaran Islam, dan menyempurnakan akhlak manusia. Akan tetapi, hal ini tentu tidak terlepas dari awal mula perkembangan Islam di Mekah dan Madinah. Perkembangan yang terjadi saat itu sangat mendukung dakwah Rasulullah saw. dan para sahabatnya serta berkembangnya Islam yang pesatuntuk semua manusia dan bangsa. Hal ini terlihat dari banyaknya orang-orang yang masuk Islam. Perasaan bersaudara sesama kaum Muslim menjadi kekuatan terbesar dalam membangun masyarakat sehingga siap mengorbankan jiwa, raga, dan harta demi tegaknya Islam. Memberi peluang ajaran Islam dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat karena Islam mengajarkan persamaan derajat.

No comments:

Post a Comment